Omah Sonokeling-PATI, 21 April 2025 – Peringatan Hari Kartini 21 April dan Hari Bumi 22 April di tahun ini sangat istimewa karena berada di bulan Syawal, bulan suci bagi umat Islam. Bukan suatu kebetulan jika petani Kendeng yang tergabung dalam JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng), teristimewa ibu-ibu petani, mengadakan peringatan kedua hari penting di atas bersamaan dengan Halal Bi Halal Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H. Kegiatan ini bertempat di Omah Sonokeling, Sukolilo, Pati. Adapun serangakain kegiatan diisi dengan Penampilan Musik dari Usman N The Blackstone, SUKATANI, dan Gamelan Wiji Kendeng, selain itu acara dilanjut dengan Mujahadah Lingkungan bersama KH. Budi Harjono, Lamporan dan Brokohan. Lamporan bagi kami merupakan ritual turun temurun yang sejak lama dilakukan untuk mengusir hama, hama yang kami maksud bukan hanya hama wereng, namun Hama terbesar adalah kebijakan yang tidak berpihak pada petani, dan Brokohan merupakan cara kami untuk terus mengucap syukur atas berkah panen, walaupun setiap tahunnya petani Kendeng harus dihadapkan dengan banjir dan kekeringan.
Di tengah-tengah banjir dan kekeringan yang setiap tahun kami hadapi, bersamaan dengan Halal Bi Halal, seharusnya kita kembali menjadi Fitri, menjadi makhluk mulia, di mana Gusti Allah Sang Maha Pencipta kita diberi tugas dan kewajiban oleh Gusti Allah Sang Maha Pencipta untuk mengusahakan kebaikan dan mencintai semua karya cipta-NYA.

Tidak ada satu-pun kitab suci agama/ keyakinan apapun yang ada di muka bumi ini yang mengajarkan kehancuran dan perusakan karya cipta Allah. Saatnya kita menilik batin masing-masing, apa yang sudah kita perbuat untuk Ibu Bumi berikut seluruh makhluk yang ada di dalamnya. Sudahkah kita meminta maaf dan mencintai sesama kita baik yang sama ataupun berbeda dengan kita? Sudahkah kita meminta maaf kepada pohon-pohon dan hutan yang hancur karena keserakahan manusia? Sudahkah kita meminta maaf kepada hewan-hewan di udara, daratan, lautan karena kerusakan dan kehilangan rumah tinggal dan sumber makanannya?
Meminta maaf dan memaafkan menjadi kewajiban kita. Mengingatkan dan mengajarkan kebaikan serta kebenaran juga menjadi kewajiban kita. Artinya, jika bumi ini hancur, menjadi tugas dan tanggung jawab kita semua untuk sama-sama berusaha memperbaikinya. Memaafkan bukan berarti memaklumi keserakahan dan kesewenang-wenang atas alam. Memaafkan bukan berarti melakukan pembiaran ketika kita melihat bumi dirusak/dihancurkan.
Banyak cara beradab yang bisa kita lakukan untuk mengingatkan dan memberi “pengajaran” kepada siapa saja yang serakah merusak Ibu Bumi demi kepentingan pribadi/ kelompok. Perjuangan JM-PPK dalam menjaga kelestarian Pegunungan Kendeng yang sudah berlangsung lebih dari 15 tahun adalah contoh nyata bahwa kami tidak lelah mengingatkan dan memberi “pengajaran”.

Perjuangan damai melalui jalur hukum; audiensi dengan berbagai pihak; budaya, aksi-aksi heroik memasung kaki dengan semen dan jalan kaki ratusan kilometer tanpa mengganggu sedulur-sedulur yang lain; serta cara-cara ilmiah yang melibatkan akademisi dari berbagai disiplin ilmu: amicus curiae putusan PTUN baik gugatan sedulur tani Rembang kepada PT. Semen Indonesia dan gugatan sedulur tani Pati kepada PT. SMS (anak perusahaan PT. Indocement); diadakannya KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) Pegunungan Kendeng atas perintah PRESIDEN RI yang ke-7, Bapak Joko Widodo. KLHS dibadi 2 tahap, yang meliputi 7 kabupaten ( Rembang, Pati, Grobogan, Blora, Bojonegoro, Tuban dan Lamongan); kuliah bersama rakyat dan masih banyak lagi.
Ibu-ibu tani Kendeng sangat sadar bahwa kelompok yang paling rentan atas kerusakan alam yang membawa pada kehancuran sumber air adalah wanita/ ibu. Air tidak hanya untuk kebutuhan menumbuhkan biji-bijian dan sayuran sebagai sumber pangan kita. Air tidak hanya menghidupi semua ternak dan hewan-hewan. Air juga menjadi kebutuhan utama ibu/ wanita untuk bebersih diri saat menstruasi datang. Saat ibu hamil, melahirkan dan menyusui. Saat seorang ibu membesarkan buah hati dan menyiapkan kebutuhan pangan seluruh rumah. Ibu Kartini menjadi penguat dan pendorong semangat, menjadi wanita berdaya yang tidak diam dan terus berjuang mendobrak sistem pembangunan yang tidak berpijak pada kelestarian alam, yang berakibat ancaman atas sawah-sawah, sumber-sumber air, hutan-hutan dan udara yang bersih.

Bagi kami, perjuangan yang sudah kami lakukan belum lah berhasil, pasalnya Putusan Mahkamah Agung atas kasus Gugatan PT Semen Indonesia di Rembang tidak diidahkan oleh Pemerintah. Rekomendasi KLHS yang sudah berlangsung hampir 8 tahun, juga belum diindahkan oleh pemimpin pengambil kebijakkan. Sudah jelas bahwa dalam rekomendasi para ahli, seharusnya Pegunungan Kendeng dilindungi dan dijadikan kawasan bentang alam karst, juga belum diwujudkan. Bahkan ijin pertambangan baru banyak dikeluarkan, belum lagi banyaknya penambang ilegal melenggang beraktifitas.
Hingga Juli 2024 saja, di Pegunungan Kendeng setidaknya terdapat 91 IUP baik operasi produksi maupun tahap eksplorasi. Padahal ekosistem karst memiliki peran vital sebagai daerah resapan dan penyimpan air serta penyerap karbon. Bisa dibayangkan jika kawasan karst rusak, maka bencana banjir, kekeringan dan akhirnya gagal panen betul-betul tidak terelakkan. Dan ini sudah terjadi. Banjir pada musim penghujan di kawasan Kendeng khususnya di Sukolilo, pada tahun 2021 hingga 2024 terjadi di bulan Januari – Maret.
Di tahun 2025 ini banjir terjadi bulan Januari hingga hari ini 21 April masih belum surut habis. Hal ini menunjukkan bahwa rusaknya kawasan karst akibat penambangan batu kapur semakin luas. Juga rusaknya(alih fungsi) kawasan hutan di daerah hulu menjadi bangunan (pabrik) dan perkebunan monokultur yg tanamannya tidak berfungsi baik sebagai penyerap air hujan. Belum lagi tata kelola daerah hilir (muara sungai) yang tidak baik yang mengakibatkan lambatnya aliran air dari hulu.
Untuk itu kami mengajak seluruh sedulur bahu membahu bersama berjuang dengan cara kita masing-masing. Untuk sedulur kami para Kyai, Ustad dan Ustadzah serta pemuka agama/ rohaniawan, bantulah kami untuk mengajak dulur-dulur eling bahwa kita ini makhluk yang paling mulia, berarti seharusnya menjadi makhluk yang bisa ngayomi semua ciptaan, bukan malah merusak dan menjarah habis-habisan tanpa memperdulikan keseimbangan ekosistem. Untuk sedulur kami para guru, ajarkanlah semua anak didik untuk mencintai karya cipta Allah. Sekolah/ kampus adalah kawah candradimuka bagi calon penerus kepemimpinan bangsa ini, dan teladan dari para pendidik adalah modal utama.

Bagi semua pengambil kebijakan baik pusat maupun daerah, ingatlah bahwa jabatan adalah amanah. Buatlah keputusan/ kebijakan atas sumber daya alam yang benar dan berkiblat pada Pancasila, UUD 45 dan semua kebijakan pendukung yang ada tanpa berupaya untuk “merubah atau mengkondisikan aturan” yang justru malah mencederai keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk sedulur kami para seniman, begitu banyak cara indah dan arif untuk kita sama-sama mengusahakan kesadaran bersama akan pentingnya mewujudkan bumi sebagai rumah bersama. Untuk sedulur kami para petani, jadilah petani yang tetap setia nandur dan berani bersuara dan memperjuangkan hak hidup kita sebagai sesama bangsa yang punya tugas mulia, menyediakan sumber pangan.
Untuk sedulur-sedulur kami para jurnalis, terus kabarkan kebenaran. Teruslah suarakan perjuangan kami dan sedulur-sedulur lainnya yang juga menghapi masalah kehilangan ruang hidupnya. Bagi anak-anak muda generasi penerus kami, teruslah belajar dan membuka wawasan seluas-luasnya. Belajar tidak berarti hanya terbatas pada lembaga pendidikan formal. Banyak media untuk kita belajar dan mengasah nurani serta kreatifitas, salah satunya adalah membaca buku. Lihatlah sekelilingmu.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih untuk semua sedulur yang selama ini sudah ikut berjuang bersama kami. Mari kita terus berjuang mewujudkan cita-cita pendiri negeri ini, bahwa Indonesia menjadi negara yang berdaulat atas dirinya sendiri. Berdaulat atas pangan. Berdaulat atas energi. Berdaulat seutuhnya menjadi bangsa yang merdeka. Indonesia ke depan mau menjadi apa, semua tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini.
Narahubung
Gunretno (081391285242)