Pelantikan Direktur LBH Semarang 2024-2028: Diperlukan Reposisi Gerakan Rakyat untuk Mendobrak Kapitalisme

Semarang, 24 Juli 2024-Pada Rabu (24/7), LBH Semarang bersama DEMA FSH UIN Walisongo menyelenggarakan Diskusi Publik bertemakan “Terus Bergenerasi, Melawan Gelap Demokrasi”. Bertempat di Gedung Teater Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo, kegiatan ini dilaksanakan sebagai agenda pendahuluan untuk pelantikan Direktur LBH Semarang periode 2024-2028. Lebih dari seratus peserta yang berasal dari organisasi buruh, tani, nelayan, mahasiswa, NGO, dan lembaga pemerintah hadir dalam agenda ini.

LBH Semarang, yang merupakan salah satu LBH kantor di bawah Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), telah menetapkan diri sebagai lembaga kader. Karena itu, pergantian direktur menjadi hal yang mutlak dilakukan. Berdasarkan aturan internal, masa jabatan direktur adalah empat tahun dan dibatasi hanya untuk satu periode. Karena masa jabatan Direktur LBH Semarang periode 2020-2024, akan berakhir, sejak akhir April 2024 LBH Semarang telah melakukan rangkaian proses Pemilihan Direktur.

Proses dimulai dengan pembentukan panitia Pemilihan Direktur yang beranggotakan dua orang dari unsur internal LBH Semarang dan satu orang unsur eksternal. Adapun panitia dari unsur internal yaitu Fajar M Andhika Firdaus (ketua merangkap anggota) dan Siti Nurjihan Putri. Sementara, panitia dari unsur eksternal adalah Aris Mulyawan yang merupakan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang. Setelahnya, panitia menetapkan pemilik hak suara, membuka pendaftaran calon direktur, serta proses seleksi. Dari rangkaian proses tersebut, pada 31 Mei 2024, seluruh pemilik hak suara secara aklamasi menyepakati Ahmad Syamsuddin Arief sebagai direktur terpilih.

Agenda Diskusi Publik dan Pelantikan Direktur dimulai dengan laporan daei Ketua Penitia Pemilihan Direktur LBH Semarang. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Direktur periode 2020-2024, Eti Oktaviani. Eti menyampaikan selama 4 tahun belakangan, terdapat lebih dari 600.000 korban pelanggaran HAM yang didampingi maupun didokumentasikan oleh LBH Semarang. Jumlah tersebut semestinya menjadi penanda bagi LBH Semarang untuk meningkatkan komitmen perjuangan. Eti juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga yang tengah berjuang melawan pelanggaran hak karena semangat dari warga telah membuat LBH Semarang semakin memperkuat komitmen untuk mendukung perjuangan warga.

Kemudian, agenda dilanjutkan dengan pemutaran video dokumenter berjudul Tumbuh Bersama Akar Rumput. Video dokumenter ini berisi tentang profil LBH Semarang, advokasi yang dilakukan selama 2020-2024, dan testimoni dari beberapa jaringan ketja LBH Semarang.

Setelah itu, agenda Diskusi Publik dimulai. Martha Kumala Dewi dari Gerakan Perlawanan Perempuan bertindak sebagai moderator. Adapun yang menjadi narasumber adalah M Isnur (Ketua YLBHI), Hotmauli Sidabalok (Akademisi Unika Soegijapranata), dan Gunawan Budi Santoso (Sastrawan yang akrab disapa Kang Putu). Dalam diskusi ini, para narsumber menyampaikan paparannya mengenai dinamika perjuangan gerakan rakyat dan LBH Semarang dari waktu le waktu dan bagaimana idealnya gerakan rakyat merespon permasalahan-permasalahan yang ada maupun potensial muncul.

Setelah Diskusi Publik berakhir, M Isnur sebagai ketua YLBHI secara resmi melantik Ahmad Syamsuddin Arief sebagai Direktur LBH Semarang periode 2024-2028. Setelah menyerahkan Surat Keputusan, Isnur menyampaikan harapannya agar warga mendukung sekaligus mengawasi kinerja LBH Semarang ke depan. Hal ini sekaligus menandakan purna pengabdian Eti Oktaviani sebagai Pengabdi Bantuan Hukum di LBH Semarang.

Pada sesi terakhir, Ahmad Syamsuddin Arief menyampaikan orasi politik. Pada orasinya, Arief menyampaikan momen pelantikan Direktur ini seolah menjadi momen konsolidasi, karena begitu banyaknya perwakilan warga yang hadir secara fisik. Suasana konsolidasi rakyat yang begitu luas dirasa sudah lama tidak terjadi, utamanya sejak pandemi Covid-19.

Belakangan semakin banyak regulasi maupun kebijakan yang merampas hak-hak rakyat. Hal ini menunjukkan begitu kuatnya konsolidasi oligarki. Lembaga Yudikatif sebagai penegak hukum pun tampak telah runtuh karena belum mampu untuk menjamin pemenuhan hak rakyat.

Khusus untuk konteks Jawa Tengah, sebagai target relokasi industri, tantangan akan menjadi begitu besar. Suara-suara rakyat semakin tidak diakomodir dalam kebijakan pembangunan yang dijalankan pemerintah.

Melihat situasi yang demikian, Arief menyatakan bahwa LBH Semarang berkomitmen untuk terlibat dalam reposisi gerakan rakyat. Hanya dengan mereposisi gerakan, maka rakyat dabat mendobrak kapitalisme dan oligarki.

Narahubung:

Fajar M Andhika (Ketua Panitia Pemilihan Direktur LBH Semarang 2024): 089653054626

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *